Pada
suatu hari, sebuah kampus kecil di daerah California Selatan, AS,
kedatangan seorang wanita penting di negara adidaya tersebut.
Kehadirannya disitu adalah untuk memberikan ceramah kepada para
mahasiswa. Aula kampus yang menjadi tempat acara penuh dengan wajah anak
muda yang sangat semangat karena mereka sebentar lagi akan mendapat
kesempatan mendengarkan pidato dari seseorang yang sangat terkenal di
bidangnya.
Setelah
Gubernur selesai menyampaikan kata sambutan, si pembicara maju
mendekati mikrofon, memandang khalayak pendengarnya dari sisi kiri, ke
kanan, dan mulai berbicara.
"Saya
dilahirkan oleh seorang ibu yang tidak dapat mendengar dan tidak dapat
bicara, alias tunawicara dan tunarungu. Saya tidak tahu siapa ayah saya,
apakah dia masih hidup atau sudah meninggal. Ia memperkosa ibu saya,
jadi saya adalah anak yang tidak direncanakan. Saya dan ibu miskin
sekali, sehingga pekerjaan pertama yang saya geluti adalah buruh kasar
di pertanian kapas. Saya membenci keadaan saya, dan saya bahkan pernah
merasa kecewa terhadap Tuhan. Saat itu saya belum mengerti, untuk apa
saya hadir di dunia ini. Saya merasa tidak berguna."
Suasana
begitu sunyi. Suara wanita itu pun kembali terdengar jelas disana
memecah suasana ruangan yang begitu besar, "Tapi suatu hari saya
menyadari, tidak ada sesuatu pun yang akan tetap sama jika kita tidak
menghendaki begitu," lanjutnya. "Suara hati saya mengatakan, "Kamu dapat
memilih: mau tetap seperti ini atau mau keluar dari perasaan tidak
berguna ini. Pilihan ada di tanganmu!' Jadi saya mulai bekerja dengan
giat untuk mencari uang demi membiayai sekolah dan ibu saya. Saya terus
bekerja keras dengan tekad baja dan akhirnya bisa meraih kesuksesan!"
"Yang
harus dilakukan kita semua adalah mengubah keadaan yang mendatangkan
ketidakbahagiaan atau ketidakpuasan dengan menjawab pertanyaan: "Saya
ingin keadaan ini menjadi seperti apa?' Lalu kita harus bekerja sendiri
untuk mewujudkannya!" ujarnya.
Kemudian,
sebuah senyuman mengembang saat dia berkata, "Nama saya Azie Taylor
Morton. Saya sekarang berdiri di sini sebagai Menteri Keuangan Amerika
Serikat."
Kita
tidak ditadirkan Allah menjadi miskin dan menderita. Dia justru mau
kita menikmati setiap berkat-Nya. Namun begitu, ada hal yang harus kita
ambil sebagai bagian kita, yakni bekerja. Ketika kita berusaha,
penyertaan-Nya dan perkenanan-Nya turun ke atas kita dan oleh sebab
itulah kita akhirnya menerima apa yang dijanjikan-Nya bagi hidup kita,
yakni hidup dalam kesuksesan dan kelimpahan.
__
Azie
Taylor Morton (1936-2003) merupakan Menteri Keuangan Amerika Serikat
pada periode 1977-1981, di bawah pemerintahan Presiden AS ke-39, James
Earl "Jimmy" Carter, Jr.
0 komentar:
Posting Komentar