Pada
suatu hari, sebuah kampus kecil di daerah California Selatan, AS,
kedatangan seorang wanita penting di negara adidaya tersebut.
Kehadirannya disitu adalah untuk memberikan ceramah kepada para
mahasiswa. Aula kampus yang menjadi tempat acara penuh dengan wajah anak
muda yang sangat semangat karena mereka sebentar lagi akan mendapat
kesempatan mendengarkan pidato dari seseorang yang sangat terkenal di
bidangnya.
Setelah
Gubernur selesai menyampaikan kata sambutan, si pembicara maju
mendekati mikrofon, memandang khalayak pendengarnya dari sisi kiri, ke
kanan, dan mulai berbicara.
"Saya
dilahirkan oleh seorang ibu yang tidak dapat mendengar dan tidak dapat
bicara, alias tunawicara dan tunarungu. Saya tidak tahu siapa ayah saya,
apakah dia masih hidup atau sudah meninggal. Ia memperkosa ibu saya,
jadi saya adalah anak yang tidak direncanakan. Saya dan ibu miskin
sekali, sehingga pekerjaan pertama yang saya geluti adalah buruh kasar
di pertanian kapas. Saya membenci keadaan saya, dan saya bahkan pernah
merasa kecewa terhadap Tuhan. Saat itu saya belum mengerti, untuk apa
saya hadir di dunia ini. Saya merasa tidak berguna."