Saat kita mengenal Allah, Dia memberi benih hati yang mengasihi Dia dalam Doa, ketika kita dengan rajin menyirami benih itu dan memberinya pupuk, Allah akan membuatnya tumbuh dan menghasilkan buah, akan ada proses untuk melatih benih doa yang ada dalam diri kita bertumbuh, melalui proses inilah kita akan dibawa untuk dapat mengenal,mengasihi,menyerupai dan mencapai kehendak Allah.
Kemudian mulai kita berfikir menurut kehendak Allah, kita menginginkan apa yang Allah inginkan dan mengasihi mereka yang dikasihi Allah, maka inilah yang merupakan tuaian terbesar dari setiap doa kita, yang membuat kita perpindah habitat kehidupan lama kita yaitu kehidupan dimana kita berjalan menurut kehendak sendiri, seperti nenek moyang kita Adam dan Hawa yang berjalan menurut kehendak mereka ditaman Eden sehingga jatuh dalam dosa, Namun kita yang ingin bertumbuh harus mendaki keatas Bukit getsmani sama seperti Tuhan Yesus walau yang awalnya Dia berdoa" ambilah cawan ini dari padaku," tapi Dia melanjutkan " tetapi bukan kehendakku, melainkan kehendakMulah yang terjadi." didalam doaNya Tuhan Yesus sampai menitikan, titik-titik peluh darah( lihat Lukas 22: 42-44).
Ketika mendaki bukit getsmani bersama dengan Tuhan Yesus, kita mempelajari doa yang terpusat pada kehendak Allah, dan menyampingkan iri hati, ketamakan,dan ke egoisan kita.
Menyerahkan kehendak kita adalah lebih dari sekedar sebuah pengorbanan, tapi merupakan suatu pengharapan terbesar terhadap pertolongan dan pekerjaan Allah, ketika rasul paulus dipenjara, ia mendemontrasikan kerohaniannya yang paling tinggi yaitu dengan tidak berdoa untuk kebebasanya dan ia juga tidak berdoa bagi kehidupannya namun sebaliknya ia berdoa bagi kemajuan penginjilan. " Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil," ( filpi 1:12).
Saat kita mengalami kehendak Allah terjadi melalui kita, dan pada waktu yang sama kita mempelajari kebesaran Allah, yang bekerja melalui kelemahan kita, selain itu kita menyadari hikmat Allah, yang bekerja melalui segala keterbatasan kita.
Allah tidak akan memakai mereka yang mengandalkan kemampuan dan hikmat mereka sendiri, jika kita dapat mendaki bukit Getsmani dan berdoa agar kehendak Allah terjadi, kita harus menjadi pendoa syafaat ( menjadi Pengantara). ketika kita mendoakan orang lain, hal itu menandakan kedewasaan rohani kita dan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan rohani kita, Tuhan Yesus adalah perantara kita dengan Bapa dengan kata lain Dia adalah pendoa syafaat kita" Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain. Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka." (Ibrani 7:24-25).
Menjadi pendoa Syafaat merupakan berkat yang sangat luar biasa dibumi ini karna itu artinya bahwa kita adalah kawan sekerja Allah, yang menjangkau jiwa-jiwa yang terhilang dan kita dapat menyebarkan gelombang berkat Allah melalui Doa.
Tuhan memberkati Saudara..
bayu
Kemudian mulai kita berfikir menurut kehendak Allah, kita menginginkan apa yang Allah inginkan dan mengasihi mereka yang dikasihi Allah, maka inilah yang merupakan tuaian terbesar dari setiap doa kita, yang membuat kita perpindah habitat kehidupan lama kita yaitu kehidupan dimana kita berjalan menurut kehendak sendiri, seperti nenek moyang kita Adam dan Hawa yang berjalan menurut kehendak mereka ditaman Eden sehingga jatuh dalam dosa, Namun kita yang ingin bertumbuh harus mendaki keatas Bukit getsmani sama seperti Tuhan Yesus walau yang awalnya Dia berdoa" ambilah cawan ini dari padaku," tapi Dia melanjutkan " tetapi bukan kehendakku, melainkan kehendakMulah yang terjadi." didalam doaNya Tuhan Yesus sampai menitikan, titik-titik peluh darah( lihat Lukas 22: 42-44).
Ketika mendaki bukit getsmani bersama dengan Tuhan Yesus, kita mempelajari doa yang terpusat pada kehendak Allah, dan menyampingkan iri hati, ketamakan,dan ke egoisan kita.
Menyerahkan kehendak kita adalah lebih dari sekedar sebuah pengorbanan, tapi merupakan suatu pengharapan terbesar terhadap pertolongan dan pekerjaan Allah, ketika rasul paulus dipenjara, ia mendemontrasikan kerohaniannya yang paling tinggi yaitu dengan tidak berdoa untuk kebebasanya dan ia juga tidak berdoa bagi kehidupannya namun sebaliknya ia berdoa bagi kemajuan penginjilan. " Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil," ( filpi 1:12).
Saat kita mengalami kehendak Allah terjadi melalui kita, dan pada waktu yang sama kita mempelajari kebesaran Allah, yang bekerja melalui kelemahan kita, selain itu kita menyadari hikmat Allah, yang bekerja melalui segala keterbatasan kita.
Allah tidak akan memakai mereka yang mengandalkan kemampuan dan hikmat mereka sendiri, jika kita dapat mendaki bukit Getsmani dan berdoa agar kehendak Allah terjadi, kita harus menjadi pendoa syafaat ( menjadi Pengantara). ketika kita mendoakan orang lain, hal itu menandakan kedewasaan rohani kita dan sangat bermanfaat bagi pertumbuhan rohani kita, Tuhan Yesus adalah perantara kita dengan Bapa dengan kata lain Dia adalah pendoa syafaat kita" Tetapi, karena Ia tetap selama-lamanya, imamat-Nya tidak dapat beralih kepada orang lain. Karena itu Ia sanggup juga menyelamatkan dengan sempurna semua orang yang oleh Dia datang kepada Allah. Sebab Ia hidup senantiasa untuk menjadi Pengantara mereka." (Ibrani 7:24-25).
Menjadi pendoa Syafaat merupakan berkat yang sangat luar biasa dibumi ini karna itu artinya bahwa kita adalah kawan sekerja Allah, yang menjangkau jiwa-jiwa yang terhilang dan kita dapat menyebarkan gelombang berkat Allah melalui Doa.
Tuhan memberkati Saudara..
bayu
0 komentar:
Posting Komentar